PATRIOTPENCERAH.ID – Ulama memiliki status yang sangat urgent dan strategis dalam Islam, ulama (العلماء) artinya orang-orang berilmu atau orang-orang yang mengetahui, dihubungkan dengan perkataan lain seperti, ulama hadis, ulama tafsir dan sebagiannya, yang mengandung arti luas, yakni meliputi semua orang yang berilmu.
Yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam, baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Yang mana secara objektif kedudukan ulama sebagai tongkat estafet dan penyambung umat dengan Rabnya, agama dan Rasulullah SAW.
Mereka adalah sederetan orang yang akan menuntun umat untuk cinta dan ridha kepada Allah, menuju jalan yang dirahmati shiroothol-mustaqim yaitu jalan yang lurus. Di dalam riwayat dari Abu Daud dan At-tirmizi, menyebutkan Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barang siapa yang telah mengambil ilmu yang banyak, Ia telah mengambil bagian yang banyak.”
Namun dalam artikel ini penulis ingin membahas Siapa yang dikategorikan ulama menyimpang itu? Dan apa siksaan yang akan didapatnya? Mungkin langsung terpikir dalam benak kita siapa yang termasuk dalam ulama menyimpang ini, yang dimaksudkan ulama menyimpang adalah ulama jahat yang tujuan mereka dari ilmu adalah kemewahan dunia, dan sebagai jembatan untuk mendapatkan kemuliaan dan kedudukan dihadapan manusia semata.
Imam Nawawi dalam Maraqi al-Ubudiyah mengatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak mengamalkannya mungkin akan menerima hukuman yang lebih berat dari pada orang yang tidak berpengatahuan.
Hukuman yang diberikan bisa saja hanya sekali, tetapi lebih berat dan menyakitkan dari pada hukuman yang diberikan seribu kali karena lebih ringan. Namun, ketika orang yang berpengetahuan disiksa oleh Allah karena meninggalkan kewajiban dan melakukan larangan, hukuman tersebut sebenarnya bertujuan untuk membersihkan dosa-dosanya.
Mereka akan disiksa lebih awal daripada para penyembah berhala, karena orang yang berpengetahuan yang fasik masih dianggap sebagai kekasih Allah dan orang yang bodoh yang taat dianggap sebagai musuh Allah.
Sabda Rasulullah SAW tentang ancaman bagi orang berilmu yang ilmunya tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. yang dikeluarkan imam Baihaqi di dalam kitab syu’bu al-iiman dan Imam ath-Thibrani dalam kitabnya al-Mu’jam as- Shagiir.
أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه
Artinya : “Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang memberi ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya.”
Di dalam riwayat, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang bertambah-tambah ilmunya tetapi tidak bertambah pula mendapat petunjuk, maka dia tidak bertambah dari Allah kecuali lebih jauh.”
Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam kitab Bidayatul Hidayah Innama Tsamrotul ‘Ilmi Al-‘Amalu bihi yang artinya sesungguhnya buah atau hasil dari ilmu ketika kita mengamalkannya.
Bisa kita pahami bahwa sesungguhnya seseorang ulama atau ‘alim ada kalanya membawa dirinya kepada kebinasaan untuk selamanya atau kepada keberuntungan selamanya pula. Dan sesungguhnya dengan dia terjun dalam ilmu benar-benar telah dihalangi dari keselamatan kalau tidak menemukan keberuntungan.
Adapun siksaan bagi ulama yang memikirkan urusan duniawi saja, Nabi Muhamad SAW bersabda : “Sesungguhnya ada orang alim benar-benar disiksa dengan sebuah disiksa, dan mengelilinginya penghuni-penghuni neraka karena menganggap besar kepada kedahsyatan siksanya.”
Usamah bin Zaid berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “akan didatangkan seorang alim pada hari kiamat, lalu dilemparkan ke dalam neraka. Terburailah usus-usunya, lalu dia berkeliling dengan menyeretnya sebagaimana seekor keledai berputar membawa penggililingan.”
Berkerumunlah penghuni neraka padanya dan mereka berkata : “Mengapa engkau ini ? “Dia berkata : “Aku telah memerintahkan kebaikan dan aku sendiri tidak melakukannya. “Sesungguhnya siksaan orang alim dalam maksiatnya dilipatgandakan karena dia maksiat disertai pengertian.”
Karena itulah Allah Azza wa Jalla berfirman Surat An-Nisa 145 :
ان المنافقين في الدرك الأسفل من النار
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.”
Al-Hasan berkata : “Siksaan Ulama adalah kematian hati, sedang kematian hati adalah mencari dunia dengan perbuatan akhirat. Sungguh indah mereka bersya’ir :
عجبت لمبتاع الضلالة بالهدى # و من يشترى دنياه بالدين أعجب
و أعجب من هذين من باع دينه # بدنيا سواه فهو ذين أعجب
“Aku heran terhadap orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, sedang orang yang membeli dunianya dengan agama adalah lebih mengherankan. Tetapi lebih mengherankan dari dua orang ini adalah orang yang menjual agamanya dengan dunia orang lain, maka dia lebih mngherankan dari dua orang sebelumnya.”
Pembahasan diatas dikutip dari kitab karangan Imam Al-Ghazali yaitu “Dibalik ketajaman Hati” seri 2 atau “Mukasyafatul-Qulub” jilid 2. Semoga bermanfaat.