Pernikahan dini telah menjadi isu yang makin mendesak di masyarakat Indonesia. Banyak remaja yang terjebak dalam pernikahan dini karena berbagai faktor, seperti perjodohan, kehamilan di luar nikah, dan faktor ekonomi. Namun, pernikahan dini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki konsekuensi negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja.
Risiko Kesehatan Mental
Pernikahan dini seringkali dapat mengganggu kesehatan mental remaja. Kondisi emosional yang belum cukup matang dapat menyebabkan timbulnya emosi negatif atau afek negatif. Hal ini tentunya dapat berakibat pada situasi yang tidak menyenangkan dan menyusahkan selama menjalani rumah tangga. Selain itu, pernikahan dini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perceraian. Pasangan yang belum matang secara emosi cenderung memiliki penyelesaian masalah yang tidak stabil, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik dalam rumah tangga.
Dampak Fisik dan Mental
Pernikahan dini juga memiliki dampak fisik yang signifikan. Remaja yang menikah dini cenderung mengalami kegagalan dalam meraih kesejahteraan psikologis. Hal ini dapat berdampak buruk pada pernikahan, seperti perceraian dan terlantarnya anak. Selain itu, proses kelahiran bayi yang terjadi pada remaja juga berisiko mengalami gangguan pernafasan, pencernaan, penglihatan, penurunan kemampuan kognitif, cacat bawaan, berat badan, dan bahkan kematian janin.
Sosialisasi dan Pencegahan
Untuk mengatasi dampak pernikahan dini, organisasi forum anak telah melakukan berbagai upaya sosialisasi. Misalnya, di Desa Bulukerto, kegiatan sosialisasi tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya kesehatan mental bagi anak-anak remaja. Acara ini dihadiri oleh semua ibu-ibu pengurus forum anak dan teman-teman forum anak Desa Bulukerto dan Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 77 gelombang 8 dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang menyampaikan materi tentang pentingnya menghindari pernikahan dini. Mereka menggaris bawahi konsekuensi negatif dari pernikahan dini, seperti anak yang rawan mengalami stunting, tingginya tingkat perceraian, dan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan ekonomi.
Pesan untuk Remaja di Desa Bulukerto
Pesan yang kuat diberikan kepada remaja untuk menjadi generasi cerdas yang mampu memprioritaskan pendidikan dan perkembangan pribadi sebelum memutuskan untuk menikah. Ketua pengurus forum anak Ibu Nuraini Spdi. mengingatkan remaja tentang risiko adanya pernikahan dini, termasuk masalah reproduksi, ketidakstabilan mental, dan peningkatan angka perceraian. Beliau mengajak kaum remaja untuk menghindari pernikahan dini dan fokus pada pendidikan dan perkembangan pribadi.
Dengan demikian, sosialisasi tentang bahaya pernikahan dini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang risiko yang timbul dari pernikahan dini. Dengan pengetahuan yang lebih baik, remaja dapat membuat keputusan yang lebih bijak tentang masa depan mereka, sehingga dapat menciptakan generasi muda yang lebih cerdas, sehat, dan tangguh pada masa depan.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa ini diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) yang dinaungi oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 77 Gelombang 8 yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Wahyudi Kurniawan, S.H., M.H.Li dan beranggotakan lima mahasiswa yaitu, Afifaturrahmah, Alfia nurcahya Ramadhani, Agnesia Iftitha Arthamevia, Anderson Muhammad, dan Muhammad Hafidz Ramadhan.
Penulis Agnesia Iftitha Arthamevia. Editor Septi Sartika.
