PATRIOTPENCERAH – Kamera, Lensa, Teleskop, Mikroskop dan hal-hal yang berkaitan dengan penglihatan
pada hari ini. Semuanya di awali oleh salah seorang ilmuwan hebat, ilmuan jenius dalam Islam. Pada masa keemasan ilmu Islam itu ilmuan ini menghidupkan ilmu yang berkaitan dengan optik dan pencahayaan yang telah lama tidak berkembang dan kemudian melahirkan serta menginspirasi pembuatan peralatan yang canggih hari ini. Ilmuan tersebut adalah Ibnu Al-Haitsam.
Namanya Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam ( اﻟﻬﯿﺜﻢ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻲ أﺑﻮ ) atau Ibnu al-Haitsam (Bashrah, 965 – Qahirah 1039), orang orang barat menyebutnya dengan nama Alhazen. Beliaulah seorang ilmuwan yang ahli dalam bidang optik, sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Ibnu Al-Haitsam dikenal sebagai seorang yang gemar membaca, merenungi fenomena dan keindahan dunia. Al-Qur’an yang selalu dibacanya menjadi dasar utama dan mejadi motivasinya dalam mencetuskan pemikiran dan ide dalam ilmu
pengetahuannnya.
Ibnu Al-Haitsam banyak menuliskan kitab, salah satu kitabnya yang terkenal berjudul Al-Manadzir atau Book of Optics. Kitab tersebut banyak membahas tentang kinerja mata atau optik dan prinsip cahaya. yang hebatnya kitab Al-Manadzir tersebut masih menjadi bahan rujukan ilmu optik diberbagai universitas di penjuru dunia.
Seperti ilmuan-ilmuan muslim lainnya, mereka selalu berawal dari Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. bahkan mereka Para penghapal Qur’an. Mengapa tidak heran mereka tertantang ketika ayat bertanya
اﻟﻨُّﻮْرُ وَ اﻟﻈُّﻠُﻤﺖُ ﺗَﺴْﺘَﻮِى ﻫَﻞْ اَمْ ە اﻟْﺒَﺼِﯿْﺮُ وَ اﻟْﺎَﻋْﻤﻰ ﯾَﺴْﺘَﻮِى ﻫَﻞْ
Katakanlah, “Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah
yang gelap dengan yang terang? (Q.S. Ar-Ra’du : 16)
Sementara Allah menyampaikan tentang cahaya dalam ayat quran yang lain.
ﻧُﻮرًا وَٱﻟْﻘَﻤَﺮَ ﺿِﯿَﺎﺀً ٱﻟﺸَّﻤْﺲَ ﺟَﻌَﻞَ ٱﻟَّﺬِى ﻫُﻮَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. (Q.S Yunus : 5)
Dalam bahasa Indonesia antara sinar dan cahaya saya kurang tahu apa bedanya? tetapi dalam bahasa Arab untuk cahaya matahari Allah menyebut dengan kata Diya’ dan untuk cahaya bulan Allah menyebut dengan kata Nur. Dan itu dua kata yang berbeda dalam banyak sudut pandang ataupun kajian-kajian tafsir dan bahasa.
Dan sentuhan-sentuhan ayat itulah yang membuat Ibnu Al-Haitsam memiliki kecendrungan untuk menganalisa tentang cahaya.
Ibnu Al-Haitsam banyak melakukan penelitian mengenai fisika cahaya, dan telah memberikan banyak inspirasi pada ahli filosof barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler, dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.
Ibnu al-Haitsam memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum diangkat menjadi pegawai pemerintah ditempat kelahirannya. Setelah beberapa lama bekerja dipemerintahan, Ibnu al-Haitsam pergi ke Ahwaz dan Mesir. Dalam perjalanan ke Ahwaz, Ibnu al-Haitsam menghasilkan beberapa karya tulis yang luar biasa. Beliau juga menyalin buku-buku matemtika dan falak. Tujuannya ialah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanannya ke Universitas Al-Azhar di Mesir.
Ibnu Al-Haitsam semakin dikenal ketika ia merevisi ilmuan-ilmuan Yunani yang berpendapat bahwa mata mengeluarkan cahaya atau sinar untuk melihat, sedangkan Ibnu Al-Haitsam berpendapat bahwa mata tidak mengluarkan cahaya tetapi mata lah yang menangkap pantulan cahaya sehingga kita dapat melihat. Bahkan beliau juga memetakan bagian bagian mata yang berfungsi masuknya cahaya, seperti pupil, iris retina dan cornea.
Pendapat Ibnu Al-Haitsam tersebut bukan hanya sekedar teori belaka, beliau membuktikannya dengan eksperimen. Bahkan eksperimennya yang cukup sederhana dikala itu menjadi dasar penemuan kamera di masa sekarang, yang pada saat itu disebut dengan Camera Obscura, yang berasal dari bahasa latin berarti Ruangan Gelap (Camera = Ruangan) dan (Obscura = Gelap). Dinamakan Camera Obscura dikarenakan Ibnu Al-Haitsam melakukan Eksperimennya di ruangan gelap ketika beliau dipenjara.
Kok bisa di penjara? Beliau di penjara karena penguasa mesir pada saat itu memanggil Ibnu Al-Haitsam untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalah banjir Sungai Nil namun usaha beliau dianggap gagal dan membuat raja Mesir pada saat itu marah kemudian memenjarakannya.
Namun ketika di penjara itulah momen bersejarah bagi Ibnu Al-Haitsam dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya penemuan camera obscura.
Ibnu Al-Haitsam tidak hanya menjelaskan tentang prinsip kinerja mata, beliau juga merupakan orang pertama yang membuktikan bahwa cahaya itu bergerak lurus sehingga beliau bisa menjelaskan pantulan cermin, pembiasan cahaya dan fenomena-fenomena yang melibatkan cahaya, seperti laser, satelit, dan akselerator partikel.
Dan inilah yang membuat kitab Al-Manadzir ini menjadi sangat penting bagi perkembangan sains modern.
Apa yang kita pelajari di sekolah dalam bab optik, seperti cermin, pembiasan cahaya, lensa, cara kerja kamera, teleskop dan mikroskop semua berasal dari kitab AlManadzir ini. Namun sayang nama Ibnu Al-Haitsam tidak pernah disebutkan dibuku-buku sekolah kita.
dan itulah penyebab nama beliau tidak seterkenal Newton, Albert Eisntein, Thomas Alfa Edison dan Abraham Bell. Walaupun demikian kalian perlu tahu sekarang, bahwa nama Ibnu Al-Haitsam di jadikan nama salah satu kawah di bulan dan diabadikan dalam mata uang Iraq 10.000 dinar.***