PATRIOTPENCERAH – Mereka yang bangun lebih pagi dari matahari. Mereka yang tak dikenal namanya, tapi jasanya mengalir dalam listrik yang menyala, makanan yang terhidang, dan jalan yang kita lintasi. Para buruh bukan sekadar bagian dari sistem—mereka adalah denyut nadi bangsa. Tanpa mereka, tak ada pertumbuhan. Tak ada harapan.
Tanggal 1 Mei bukan hanya seremoni. Ini adalah pengingat akan sejarah panjang perjuangan buruh dalam memperjuangkan hak, martabat, dan keadilan. Di balik setiap seragam lusuh, ada cita-cita yang besar: hidup yang layak dan masa depan yang pasti.
Kini, di tengah gelombang perubahan—digitalisasi, otomasi, hingga ketidakpastian global—masa depan pekerja Indonesia menuntut lebih dari sekadar janji. Kita perlu keberpihakan nyata: upah adil, perlindungan hak, akses pelatihan, dan jaminan sosial yang melindungi, bukan membatasi.
Hari Buruh adalah refleksi dan harapan. Mari kita suarakan dunia kerja yang lebih manusiawi: yang tidak hanya menghitung produktivitas, tapi juga menghargai martabat.***