OpiniPolitik

APATIS: Sebuah Ancaman Entitas Politik dan Masyarakat

3 Mins read

PATRIOTPENCERAH – Pemilu merupakan sebuah kegiatan atau rangkaian acara yang bertujuan untuk menjalankan roda kepemimpinan terhadap estafet generasi ke generasi dalam suatu pencapaian untuk kemajuan suatu negara, bisa di representatifkan melalui asas demokrasi yang berlaku dalam peraturan di negaranya masing-masing.

Sejak 29 september 1955, indonesia menjalankan sebuah PEMILU yang dimana, tujuan dari pemilu tersebut adalah untuk memilih DPR dan MPR dalam suatu susunan bernegara, terhitung kurang lebih ada 30-an Partai Politik mengikuti Pesta Demokrasi yang dijalankan pada waktu itu.

Dan berjalan sudah 69 tahun kegiatan PEMILU yang ada di indonesia, dengan berbagai macam jenis peraturan- peraturan yang dibuat oleh DPR atau lembaga Legislatif, dimana Legislatif merupakan suatu badan yang tertuang dalam konsep TRIASPOLITIKA, yang menunjang tatanan politik negara di indonesia. Dengan dibedakannya menjadi 3 jenis kekuasaan tersebut, seharusnya indonesia menjadi suatu negara yang kuat dalam ber idealisme maupun mempertahankan ideologi negaranya.

Tidak serta merta dalam suatu negara dapat dipimpin oleh segolongan orang – orang yang tidak bertanggung jawab dalam sebuah kepemimpinan, karena ada hal wajib yang harus di tepati serta di taati untuk memimpin suatu negara yang mengandalkan asas demokrasi dan memiliki ideologi yang kuat.

Tahun 2024, moment politik 5 tahunan hadir kembali di indonesia. Dimana jiwa- jiwa muda tidak boleh diam dalam momentum bersejarah kali ini. Pemimpin yang lahir dari rahim rakyat indonesia dan memimpin indonesia, merupakan sebuah tanggung jawab kita semua.

Serta sikap APATISME yang diambil dalam peran politik di indonesia karena acuh ataupun sudah tidak percaya lagi dalam momentum bersejarah ini, merupakan perbuatan yang sangat tercela bagi kita masyarakat yang menggaungkan ” Hidup Berdemokrasi “, dikarenakan tidak peduli atas penindasan kekuasaan yang ada. New Era GEN Z yang sudah paham semua media sosial, yang dimana semua sudah bisa diakses melalui internet. Warga negara yang kesulitan untuk mencari sebuah sumber berita yang aktual tentang siapa pemimpin yang akan melanjutkannya, dapat dirangkum di internet tersebut. Namun dalam kemudahan ini, muncul lah sebuah fenomena hal yang tidak baik ataupun sangat disayangkan jika berita aktual dibuat menjadi narasi ” otak kosong ” atau bisa dibilang ” FOMO “, Fomo adalah ” Fear Of Missing Out “. Dimana fenomena ini, sangat – sangat di khawatirkan jika terus menerus menjamur ke pemikiran New Era Gen Z tentang dunia per – politik an di indonesia.

Saingan dalam sebuah tahap pencalonan untuk hal PEMILU bukan lagi takut untuk bersaing mengungkapkan gagasan maupun Visi-Misi yang dibawakan. Tapi tentang JIWA APATISME yang menjadi tantangan terberat untuk pegiat atau aktivis politik yang ada di sebuah negara.

Memang, ketika masyarakat memiliki jiwa FOMO, para partai politik mudah saja memainkan peran politik identitas yang menjadi ciri khas disetiap partai politik nya, dan sangat menggelitik di kancah perpolitikan nasional. Bukan karna sulit untuk mengelabui Rakyat untuk memilih calon pemimpin yang di deligasikan oleh partainya. Namun, sangat lah mudah untuk memberikan Janji-Janji palsu yg dilontarkan oleh calon pemimpin kepada kaum FOMO yang merupakan mayoritas pemilih di indonesia.

Kali ini, agenda KPU dan BAWASLU untuk mengawal PEMILU sangatlah berat, karena agenda pemilihan dilakukan serentak, yang dimana seluruh wilayah di indonesia melakukan pemilihan bersama.

Ada 2 jenis yang terselenggara di kegiatan PEMILU kali ini.

Ada PILEG SERENTAK dan PILKADA SERENTAK. Yang dimana kegiatan ini terpisah guna lebih memspesifikasikan tentang garis teroterial kekuasaan yang akan berlangsung. Menghitung hari, kita rakyat indonesia akan menjalani PILKADA SERENTAK. Dimana PILKADA ini sangat tertaut dekat oleh kemakmuran masyarakat disetiap daerahnya masing-masing, dikarenakan PILKADA ini menjadi pimpinan yang mengatur sebuagh tata kota, siklus ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di wilayah  nya, baik kabupaten maupun kota madya yang intensitas masyarakatnya memiliki macam-macam jenis kalangan ekonomi maupun budaya.

Bukan lagi membahas tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi kita harus sudah bisa berpikir objektif dikarenakan banyak hal yang sangat amat kita tidak sadari, yaitu sikap manipulatif sebuah organ masyarakat maupun institusi yang memperkaya dirinya masing-masing. Kita, sebagai masyarakat umum, yang ingin hidup sejahtera kita sangat membutuhkan keadilan yang sebenar-benarnya, tidak lain dan tidak bukan itu hadir di dalam sebuah kancah politik. Bukan lagi tentang pelajaran edukasi politik praktis maupun kekayaan partai politik, namun disini kita semua punya kendali besar atas kemakmuran serta kemajuan bermasyarakat.

Malu, jika kita saling menindas satu dengan yang lain nya, jangan sampai ada yang namanya korban politik dan korban-korban mengatasnamakan sebuah wakil rakyat. 1000 janji pun akan hancur jika 1 kemunafikan hadir dalam sebuah kekuasaan yang ada di suatu kepemimpinan daerah.

Maka dari itu, kita kaum milenial yang memiliki peran penuh maupun kendali penuh untuk keberlangsungan hidup di masyarakat, dari sisi politik maupun ekonomi, bisa dikatakan agent of change dan agent of control jangan sampai hilang kendali untuk keikutsertaan moment politik ini.

Ungkapan dalam pribahasa ” Salus populi suprema lex ” yaitu kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi dalam suatu negara. Jangan sampai negara kita negara yang hancur oleh rakyatnya sendiri.***

Credit by : Yoga Setyo Hananto

Related posts
ArtikelOpini

Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas untuk Masa Depan Gemilang

1 Mins read
PATRIOTPENCERAH – Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi (IBMB) berkomitmen untuk menjadi pusat pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan berkualitas dengan kemampuan adaptasi tinggi di…
ArtikelOpini

Krisis Sumber Daya Manusia pada Sektor Pertanian

3 Mins read
Ancaman krisis pangan global sangat signifikan, adanya perubahan iklim makin hari makin memburuk, melihat problematika dibeberapa dekade belakangan ini, petani mengalami penurunan…
BeritaPolitik

Pemuda Muhamadiyah Amini kemenangan Pasangan Tri - Haris Bersih, Tidak Ada Unsur TSM di Sidang Sengketa Pilwakot Bekasi

1 Mins read
PATRIOTPENCERAH – Sengketa sidang gugatan Pilwakot Bekasi dengan nomor 222/PHPU.WAKO-XXIII/2025 Kota Bekasi disidangkan hari ini 8/01/2025. Paslon Nomor Urut 3, Tri Adhianto…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *