Dewasa ini sering kali kita ditemukan dengan berbagai problematika kehidupan, dengan kecanggihan teknologi di zaman 5.0. Bahkan tiap kepala berlomba lomba memperbaiki diri mereka dari berbagai segi yang sering kita dengar dengan grow up glow up , bukan hanya menaikkan standar dari segi fisik melainkan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, memulai hidup sehat, rajin olahraga dan berbagai self love lainnya,
Selain karena kesadaran diri pribadi, hal ini sering terjadi karena beberapa faktor tertentu yang memotivasi mereka berkembang dan keluar dari zona nyamannya khususnya dikalangan remaja salah satunya yaitu INSECURITY.
Menurut American Psychological Association (2020) APA Dictionary of psychology, Insecure adalah rasa ketidakpastian atau kecemasan tentang keberhargaan, kemampuan, keterampilan, dan nilai atau value sebagai seorang manusia.
Insecure sudah tak asing lagi ditelinga bukan? Yang menimbulkan pertanyaan adalah apakah Insecure sepenuhnya Buruk? Dan bagaimana insecure dilihat dari kaca mata islam?
Mari kita bahas
Insecure adalah hal lumrah yang akan dirasakan semua manusia disamping itu perlu kita ingat bahwa setiap orang sudah dianugerahi Allah swt potensi dan setiap orang sama-sama melewati proses, dan menghadapi masalah tentu saja dengan bentuk yang beragam, karena kita tahu bahwa Allah memberikan sesuatu baik nikmat maupun ujian sesuai kadar kemampuan hamba tersebut.
Terlepas dari kehidupan kita di dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya kita pasti sesekali membandingkan diri kita dengan orang lain ketika kita melihat apa yang mereka punya tidak kita temukan pada diri kita. Di posisi inilah rasa insecure hadir dalam pribadi seseorang.
Insecure memang tidak sepenuhnya di bolehkan dan tidak sepenuhnya juga dilarang artinya memang ada situasi-situasi tertentu yang membolehkan kita insecure, begitu pula sebaliknya ada keadaan dimana kita dilarang insecure.
Sebelum membahas lebih dalam tentang bagaimana insecure yang di perbolehkan dalam islam sebelumnya kita tahu bahwa life is choice, begitu pula dengan mindset dan reaksi kita terhadap keadaan yang terjadi, Di kehidupan ini ada hal hal yang bisa kita ubah ada juga yang diluar kendali kita
Rasa insecure datang karena adanya sinyal dari otak kita lewat perasaan yang tidak mengenakkan, yang bisa kita kendalikan adalah respon apa yang akan kita berikan atau bagaimana kita bereaksi terhadap perasaan insecure tersebut.
Dari Insecure itu kita bisa menentukan 2 hal dengan mindset dan bagaimana reaksi kita
Melihat dan merespon dengan negatif
Contohnya
Menyalahkan keadaan dengan mempertanyakan apa yang telah Allah takdirkan.
Perlu kita ingat bahwa semua yang terjadi yang tak sesuai dengan keinginan kita bukan berarti Allah tidak sayang tapi kitalah yang kurang memahami Bahasa cinta Allah. Dalam Q.S Al-A’raf ayat 10 Allah swr berfirman:
و لقد مكناكم في الأرض وجعلنا لكم فيها معايش قليلا ما تشكرون
Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian dimuka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghiudpan / rezeki . Namun amat sedikitlah kalian bersyukur.
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya ulumuddin menjelaskan bahwa Allah menjadikan bumi sebagai nikmat untuk manusia dan menuntut Syukur terhadapnya atas apa yang diberi
Minder tanpa ingin berusaha dan mencoba
Mengeluh, dan hanya fokus pada masalah tidak pada solusi
Menanggapi dengan positif
Contohnya
Mengenali, menyadari, dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki
Bersyukur terhadap hal-hal yang sudah menjadi ketetapan takdir Allah
Menjadikan orang tersebut sebagai tolak ukur tanpa mencelanya
Fokus terhadap hal yang bisa kita ubah atau tingkatkan saja
Meningkatkan kualitas diri agar bisa seperti “dia”
Rasa insecure diperlukan tapi jangan jadikan insecure itu membunuh kita, melainkan sebagai pembangkit semangat sehingga kita termotivasi untuk menjadi seperti orang tersebut tanpa ingin nikmat itu hilang dari nya, seperti didalam panggalan ayat
Q.S Al-Baqarah ayat 148
فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ
Artinya:
Dan berlomba – lombalah dalam kebaikan
Inilah insecure yang di bolehkan yaitu Ketika kita merasa kurang dalam ubudiyah maupun ibadah sosial seperti infaq, sedekah dan ingin sekali untuk menjadi seperti “dia” lalu kita termotivasi untuk berusaha dan lebih giat lagi dalam menjemput rezeki, beribadah dan mencari Ridha Allah swt.
Jika kita dapat mengelola perasaan itu dengan tanggapan positif dari diri kita sendiri maka suatu saat kita akan berterima kasih pada rasa insecure tersebut karena dengan itu kita dapat meninggalkan rasa malas berkembang, serius dalam mengejar cita-cita dan menggapai asa.
Jangan terfokus dengan kekurangan yang kita miliki, jika hal tersebut diluar kendali, berhenti mempertanyakannya dan bersyukurlah, disisi lain kita memiliki ribuan keindahan dan kelebihan lain yang Allah anugerahkan dan sangat bisa kita syukuri , tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa ada manfaat juga potensi bahkan debu sekalipun tetap ada bermanfaat untuk tayammum.