Opini

Politik Kemanusiaan Sebagai Alternatif Gerakan Profetik IMM

3 Mins read

Berangkat dari landasan gerakan dakwah Muhammadiyah dan IMM yakni gerakan dakwah “Amal Ma’ruf Nahi Munkar”, maka perlu bagi kita sebagai kader IMM untuk memaknai kembali kata Amal Ma’ruf Nahi Munkar sebelum kita mengejawantahkan dalam bentuk praksis gerakan.

Seperti yang selalu kita dengar dalam setiap ceramah, diskusi, pengajian dan sebagainya, Amal ma’ruf nahi munkar senantiasa diartikan “menegakan kebenaran dan melarang yang salah”, dari arti di atas kita dapat menggunakan pengertian lain yakni mengusahakan diri dan mengajak orang lain dalam proses dan tujuan yang benar dan senantiasa menjauhkan diri dan mengajak orang lain dari poses dan tujuan yang salah atau tidak benar dimata Allah.

Dengan pengertian lain diatas, sebagai kader IMM, mari sama-sama kita merenungkan kembali apa yang selama ini kita lakukan semasa mengabdikan diri di IMM, Muhammadiyah, agama, bangsa dan negara. sudahkah kita sesuai dengan landasan gerakan kita?

Gerakan amal ma’ruf nahi munkar yang menjadi landasan gerakan dakwah muhammadiyah dan IMM, tentulah tidak hanya fokus pada beberapa sektor saja melainkan pada seluruh sektor yang ada. Kita ambil contoh dari sektor pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Tentu kita tahu seberapa besar kontribusi Muhammadiyah atas umat dan bangsa dari ketiga sektor tersebut. Kampus, sekolah, pondok pesantren, rumah sakit, amal usaha, lembaga kemanusiaan, panti dan lain sebagainya adalah bentuk nyata dari gerakan dakwah Muhammadiyah.

Namun, seringkali kita lupa bahwa ada pesan yang senantiasa melekat disetiap fondasi, tiang serta atap di semua bangunan yang di dirikan oleh muhammadiyah, pesan itu berbentuk ajakan atau seruan kepada setiap komunitas, ormas dan seluruh element masyarakat agar mengusahakan diri dan mengajak orang lain dalam proses dan tujuan yang benar dan senantiasa menjauhkan diri dan mengajak orang lain dari poses dan tujuan yang salah atau tidak benar dimata Allah.

Dibalik derasnya kebermanfaatan Muhammadiyah bagi umat dan bangsa, sebagai kader muda Muhammadiyah yang turut aktif di IMM, penting bagi kita untuk mencari lahan dakwah yang masih kosong, salah satu di antaranya yakni politik. Seperti yang kita ketahui bersama, dinamika politik tanah air selalu dihantui berbagai kepentingan para elit.

Tidak peduli soal bagaimana nasib rakyat, asal segala hajad berjalan mulus, maka selesailah persoalan. Seakan berbicara soal politik maka kita berbicara soal pembumi hangusan rasa kemanusiaan. Politik memang bagaikan lumpur hitam yang kotor, tetapi ketika tidak ada pilihan lain, maka terjunlah (Catatan Seorang Demontran, 1983). Buku terbitan beberapa puluh tahun lalu oleh seorang aktivis angkatan 66 yang berhasil menumbangkan orde lama, menjawab jerit tangis rakyat yang tertindas kala itu.

Dengan fenomena politik tanah air yang carut manut, penting bagi kader IMM untuk menggaungkan kembali apa yang dicetuskan oleh Ayahanda Amin Rais tentang tauhid sosial. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang sekaligus bapak reformasi menjelaskan, apabila seseorang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka semua persoalan yang ada dalam aspek kehidupan adalah kewajiban atasnya (tauhid social:formula penggempuran kesenjangan).

Minimnya lapangan pekerjaan, Pendidikan yang belum merata, kesenjangan ekonomi, perampasan tanah dan sebagainya di Indonesia, menuntun kita, kader IMM mengambil peran atas apa yang dialami oleh umat dan berusaha merubahnya. Sebagai umat islam, tentunya kita tau, bahwa tidak akan ada perubahan yang terjadi pada suatu kaum kalo bukan kaum itu sendiri yang merubahnya (QS. Ar-Ra’d ayat 11).

Sudah terlalu banyak orang-orang sholeh taat ibadah namun tidak pernah mengambil sikap atas problem kemanusiaan, menunaikan haji ke Makkah namun lupa bahwa tetangganya kebingungan untuk makan hari ini.

Sudah saatnya kader IMM untuk terjun ke dunia politik, membawa misi kemanusian, terlibat langsung disetiap keputusan yang di ambil atas misi penyembelihan masa penderitaan rakyat. Mengembalikan orientasi politik pada kesejateraan rakyat bukan pada kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Seperti yang disampaikan Gus Dur bahwa yang terpenting dari politik adalah kemanusiaan.

Tidak peduli dari agama apa, suku apa dan adat istiadanya seperti apa, ketika orang tersebut menjadi korban atas diplomasi politik elit, maka kader IMM yang terjun dalam politik bertanggung jawab atasnya. Gie, Amin Rais dan Gus Dur telah memberikan semangat kepada kita, kader IMM, bahwa rakyat kecil harus keluar dari belenggu pacul, arit dan air mata, dan merobohkan singgasana elit politik yang dikerumuni para selir dan intan permata. Oleh karena itu politik kemanusian menjadi gerakan profetik IMM yang harus dikapitalisasi dan dikawal untuk kemaslahatan rakyan Indonesia.

1 posts

About author
Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ciputat
Articles
Related posts
ArtikelOpini

Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas untuk Masa Depan Gemilang

1 Mins read
PATRIOTPENCERAH – Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi (IBMB) berkomitmen untuk menjadi pusat pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan berkualitas dengan kemampuan adaptasi tinggi di…
ArtikelOpini

Krisis Sumber Daya Manusia pada Sektor Pertanian

3 Mins read
Ancaman krisis pangan global sangat signifikan, adanya perubahan iklim makin hari makin memburuk, melihat problematika dibeberapa dekade belakangan ini, petani mengalami penurunan…
Opini

Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Toleransi Antaragama di Indonesia

3 Mins read
Indonesia, sebagai negara yang memiliki keragaman agama dan budaya, membutuhkan toleransi antarumat beragama sebagai pondasi utama menjaga persatuan dan kesatuan. Toleransi ini…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *