Bulan Ramadan adalah syahrul tarbiyah, yakni bulan pendidikan. Dalam bulan ini, kita umat Islam dididik dan dibiasakan banyak hal kebaikan. Tujuan pendidikan dalam puasa ini adalah untuk kebaikan hamba, agar menjadi hamba yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 183.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Sudah barang tentu takwa yang diharapkan adalah takwa yang sebenar-benar takwa sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Q.S Ali Imran ayat 102:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam,”
Takwa dengan sebenar-benar takwa mentaati perintah Allah SWT. dan meninggalkan larangan dengan setulus-tulusnya. Takwa dalam keadaan sendiri maupun bersama orang banyak. Takwa dimanapun dan kapanpun.
Mari kita menjaga nilai-nilai Ramadhan yang telah banyak mengajarkan tentang amal shaleh yang mestinya terus kita jalankan. Ramadhan sebagai madrasah bagi orang-orang beriman menghasilkan beragam nilai-nilai yang positif bagi kehidupan. Buka ‘tujuan akhir’ dari kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mencetak insan yang bertakwa? Tentu, jawabannya pasti.
Marilah kita selalu terus berbuat baik dan senantiasa berada dalam ketaatan: taat melaksanakan perintah dan taat menjauhi larangan. Dunia adalah waktu untuk beramal dan akhirat adalah waktu mempertanggungjawabkan amal. Mumpung masih ada kesempatan hidup di dunia, berbuatlah yang terbaik, karena penyesalan selalu datang kemudian sebelum terlambat, segeralah kembali ke jalan Ilahi.
Untuk menjadi insan yang bertakwa yang sebenar-benarnya ini, dengan kasih sayang Allah SWT., Allah SWT., memberikan berikan petunjuk dan syariat-Nya. Salah satu dari tarbiyah Allah SWT. adalah melalui ibadah dalam bulan puasa. Maka satu bulan ini, kita para hambanya ditarbiyah oleh Allah SWT. melalui pembiasaan-pembiasaan dalam amalan ketaatan. Diantara nilai-nilai tarbiyah dalam Bulan Ramadan adalah:
Tarbiyah Tepat Waktu
ibadah dalam Bulan Ramadan ini ada nilai pendidikan untuk membiasakan tepat waktu. Ketika buka puasa disunnahkan untuk dikerjakan diawal waktu. Dan ketika sahur pun ada batasan untuk kita tidak boleh makan dan minum lagi yaitu pada terbit fajar. Di samping itu juga, pada Bulan Ramadan ini selalu berusaha untuk mengikuti jamaah shalat fardhu dan juga shalat sunnah tarawih yang kesemuanya sudah terjadwal sesuai waktunya. Maka ketika kita membiasakan diri untuk tepat waktu, Insyaa Allah akan menginternalisasikan dalam diri kita.
Dalam Surat Al-asr ayat 1-3.menjadi dalil bahwa waktu itu sangat penting.
Tarbiyah Menuntut Ilmu
Nilai pendidikan lain dalam Bulan Suci Ramadan ini adalah menuntut ilmu. Di hampir setiap masjid, ada kajian singkat menjelang atau setelah shalat tarawih dan juga kajian ba’da subuh. Setiap hari mengikuti dan mendengarkan ceramah singkat ini bagian dari pendidikan menuntut ilmu. Belum lagi, ada pengajian juga menjelang buka puasa. Masya Allah, sangat luar biasa gerakan menuntut ilmu dalam Bulan Ramadan. Jika kebiasaan berbagi dan menuntut ilmu ini terus dibudayakan, Insyaa Allah akan menjadi kekuatan peradaban bagi kaum muslimin, bangsa, dan negara. “Allah akan mengangkat derajat orang yg beriman dan berilmu,” (Qur’an Surat Al-Muja dilah ayat 11 )
Tarbiyah berakhlak mulia
Satu bulan ini kita dididik untuk berakhlak yang baik. Puasa sejatinya tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga dan juga menahan syahwat tidak berhubungan dengan suami istri, namun puasa juga menahan semua anggota badan ikut berpuasa. Mata ikut berpuasa dari melihat hal-hal yang dilarang. Telinga ikut berpuasa dari mendengar hal-hal yang tidak baik. Lisan juga berpuasa dari perkataan keji dan kotor serta perkataan dusta. Begitupun juga tangan dan kaki ikut berpuasa, dengan menggunakan hanya untuk kebaikan.
Hati pun diarahkan untuk tunduk serta menghilangkan dari penyakit-penyakit yang mengotorinya seperti takabur, riya, hasad, pemarah dan penyakit hati lainnya. Maka dengan puasa yang demikian ini, kita akan terdidik dan dibiasakan berakhlak yang baik, seperti jujur, sabar, qanaah, tidak mudah marah, tawadhu’, tidak mudah dengki, membantu orang lain dan sebagainya.
(Akhlak Nabi muhammad saw, jujur, cerdas, tablig dan amanah).
Tarbiyah Istiqomah Ibadah
Dalam Bulan Ramadan ini, kita dididik untuk istiqamah dalam beribadah, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Sebagai contoh ibadah puasa, kita lakukan terus menurus setiap hari tanpa ada libur, kecuali ada yang uzur. Juga shalat fardhu serta shalat tarawih yang kita lakukan setiap malam secara berjamaah.
Juga, dalam Bulan Ramadan ini, kita rutinkan membaca Al-Quran, baik setelah tarawih, sebelum sahur, maupun setelah subuh. Ini merupakan pembiasaan untuk istiqamah. Karena, pada hakikatnya istiqamah adalah ibadah itu dilakukan secara kontinyu. Oleh karenanya hendaknya kita menjaga nilai istiqamah pada Bulan Ramadan ini. Jangan sampai semangat hanya diawal saja, namun setelah itu tidak bersemangat lagi. “Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Allah,”
(Surat Az-zariyat 56).
Tarbiyah dalam Kemasyarakatan dan Sosial
Dalam kehidupan kita sudah menjadi barang tentu untuk saling membutuhkan satu sama lain dan tolong menolong, bukti tarbiyah dalam sosial kita adalah kita mengeluarkan zakat atau harta kita untuk diberikan kepada saudara kita yg fikir miskin sebagain dari harta mereka karena ada kah mereka dan sekaligus membersihkan harta kita dan jiwa kita, untuk itu masyarakat yg baik adalah masyarakat yg saling tolong menolong dan bergotong royal (sosial). Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Surat At Taubah Ayat 103.
Mari kita senantiasa mengamalkan keimanan, ketakwaan kita untuk senantiasa menjalankan ibadah di bulan ramadhan ini kepada allah dan terhadap sesama manusia.
Alhamdulillah dan habluminannas. Billahi fisabilillah Fastabiqul Khairat
Penulis Abdurrahman, S.Pd.
(Mahasiswa pascasarjana UNISMUH Makassar) Editor Septi Sartika