PATRIOTPENCERAH – Sepertinya perbincangan mengenai bagaimana peran Perempuan dalam politik itu tetap akan eksis dari dulu, sekarang hingga masa yang akan datang.
Karena bagaimana pun peran Perempuan dalam politik bukan hal yang baru, bahkan sudah sejak lama. Apalagi di era sekarang ini yang dimana tekonologi telah menguasai diberbagai ranah kehidupan manusia, dan salah satunya adalah politik.
Asumsi orang-orang tentang politik beragam, mulai dari yang beranggapan positif hingga yang negatif. Media sosial yang semakin marak turut memengaruhi berbagai asumsi tentang politik yang tersebar, dengan beragam pendapat yang disuarakan di dalamnya. Karena itu, penting untuk kita bijaksana dalam menyaring informasi politik agar dapat memahaminya secara lebih baik ditengah banyaknya informasi yang tersebar di media sosial.
Lalu Bagaimana peran perempuan khususnya Immawati sebagai seorang yang menjadi pelopor dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya politik melalui penggunaan media sosial? Melihat Immawati tidak hanya dinilai dari sudut pandang sebagai seorang perempuan, melainkan juga dari perannya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama generasi muda yang merupakan penerus bangsa.
Immawati yang merupakan bagian dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang biasa disebut dengan IMM, notabenenya adalah seorang mahasiswa dan sering disebut-sebut sebagai agent of change ini harus mengubah cara pandang generasi saat ini terhadap politik. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, media sosial dapat berperan sebagai sarana untuk menyebarkan pesan politik yang positif kepada generasi masa kini.
Politik tidak menarik
Pandangan generasi masa kini terhadap politik itu sangat beragam dan kebanyakan dari mereka itu apatis terhadap politik karena Sebagian mereka menganggap politik itu hanya untuk kepentingan elit semata, hal yang membosankan dan tidak relevan terhadap kehidupan sehari-hari mereka yang akhirnya menimbulkan presepsi yang negatif.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada akhir November 2013, minat masyarakat terhadap politik tergolong rendah. Hasil survei LIPI mencatat bahwa sekitar 60 persen dari 1.799 responden yang tersebar di 31 provinsi menyatakan kurang atau sama sekali tidak tertarik terhadap politik. Hanya sekitar 37 persen dari responden tersebut yang menyatakan tertarik atau sangat tertarik terhadap isu politik atau pemerintahan. Hal ini membuktikan bahwa presepsi masyarakat terutama generasi masa kini terhadap politik adalah politik tidak menarik.
Aristoteles seorang filsuf politik terkenal, pernah menyatakan dalam karyanya yang besar “Politics,” bahwa manusia adalah “Zoon Politicon,” atau makhluk politik. Pernyataan ini berasal dari pemahaman tentang keadaan sosio- politik manusia yang melibatkan hubungan politik dengan sesama manusia.
Oleh karena itu politik dapat mempengaruhi keberlangsungan dalam bernegara. Ketidakpedulian kita terhadap politik dapat menyebabkan kurangnya pengawasan masyarakat terhadap proses politik, sehingga memberikan kesempatan bagi elit politik untuk menjalankan agenda mereka tanpa pertanggungjawaban yang memadai kepada masyarakat.
Immawati sebagai pelopor kesadaran dalam berpolitik melalui media sosial
Teknologi komunikasi memiliki peran yang signifikan dalam bidang politik, di mana komunikasi politik menjadi sangat vital. Salah satu aspek yang mencolok adalah kampanye politik, yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu kegiatan politik yang penting.
Media sosial merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang tidak bisa kita hindari. Dengan kemajuan itu kita bisa memanfaatkannya agar menjadi suatu hal yang positif, dengan bagaimana? Yaitu dengan membuat opini-opini yang positif tentang politik agar menjadi sebuah Pendidikan politik secara tidak langsung terhadap Masyarakat khususnya generasi sekarang.
Sebagai mahasiswa, Immawati seharusnya dapat menjadi agen yang mengajak generasi saat ini untuk lebih memahami politik dan berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan demokrasi negara kita. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memanfaatkan platform media sosial untuk lebih mempromosikan kesadaran politik. Dengan begitu peran Immawati bukan hanya seorang perempuan saja melainkan aktivis perempuan yang turut andil terhadap keberlangsungan demokrasi negara kita melalui pemanfaatan kemajuan teknologi saat ini.***
Oleh
Nama : Hanadia Salsabila
Jabatan : Anggota Bid. X SBO PK IMM FAI UHAMKA
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyani, Nur. “Media Sosial Sebagai Strategi Komunikasi Politik.” Potret Pemikiran 22, no. 1 (2018).
Arif, Syamsul Ma, Rahmawati, and Lusi Andriyani. “Pentingnya Kesadaran Dan Partisipasi Gen Z Terhadap Dinamika Politik Domestik Di Era Globalisasi 4.0.” Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (2022): 1–5. http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat.