PATRIOTPENCERAH – Tujuan Muhammadiyah tercantum dalam tujuan IMM sebagai bentuk perjuangan, Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.
Maksud dari kata berakhlak mulia dipahami menjadi dua macam. Pertama sebagai tindakan praksis, karena dalam akhlak yang merupakan sikap yang terlihat serta terbaca oleh manusia. Akhlak mencerminkan perilaku dari seseorang dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi pada realitas sosial.
Kedua adalah tindakan transenden pada Tuhan, yang merupakan cerminan dari pengetahuan yang berdialektika dengan agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Allah (Sani 2011, 25). Berdasarkan tujuan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peranan dan fungsi yaitu:
IMM sebagai Organisasi Kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi kader Senantiasa berupaya mengadakan proses untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi manusiawi kader Ikatan sesuai dengan fitrah yang diberikan Allah swt, dalam rangka meningkatkan kualitas diri agar memiliki kemampuan serta kemauan untuk menghayatkan, mengamalkan serta mengembangkan dalam ber Islam, kemanusiaan, berbangsa dan bernegara menuju kualifikasi Insan Utama, yakni sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa. (Fatoni 1990, 103).
IMM sebagai Organisasi Dakwah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah selalu berusaha menginternalisasikan dan menyiarkan dakwah islam ke segenap dimensi kehidupannya, menyadarkan dan meyakinkan kadernya, bahwa mereka berada dalam kaitan dan tanggung jawab sebagai khalifatul fil ard, pengemban misi rabbani, dimana dalam gerakannya IMM bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. (Fatoni 1990, 106).
IMM sebagai Eksponen Mahasiswa Islam
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai eksponen mahasiswa Islam dalam Muhammadiyah, yaitu bahwa IMM adalah berarti merupakan bagian dari mata rantai dari perjuangan dan gerakan mahasiswa Islam Indonesia yang berada dalam Muhammadiyah, yaitu mahasiswa yang sadar akan keharusan melanjutkan tradisi revolusioner yang di rintis oleh KH Ahmad Dahlan, yang sadar akan benarnya ajaran yang di dakwahkan
Muhammadiyah dan sadar akan pentingnya peran akademisi bagi masa depan Muhammadiyah. (Fatoni 1990, 106).
Menurut (Marzuki 2015, 15) karakter Islami adalah hasil atau akibat dari penerapan syariah (ibadah dan muammalah) yang dilandasi oleh fondasi akidah yang kokoh. Karena tanpa akidah dan syariah, mustahil akan terwujud karakter (akhlak) yang sebenarnya.
Menurut (Nata 2017, 125) karakter Islami atau akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Dengan kata lain akhlak Islami adalah akhlak yang di samping mengakui adanya nilai–nilai universal (diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral) sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai– nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai–nilai universal itu.
Dapat disimpulkan pula bahwa karakter Islami merupakan sistem penanaman nilai–nilai akhlak manusia yang baik dengan melibatkan keyakinan, pengetahuan, kesadaran baik terhadap Allah, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Di era modern yang penuh dengan perubahan dan kompleksitas, peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai moral force semakin penting. Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, IMM memiliki tanggung jawab untuk menjadi agen perubahan dan penjaga moral di tengah masyarakat.
Peran IMM sebagai Moral Force:
- Menyebarkan Nilai-Nilai Islam: IMM memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, seperti amar ma’ruf nahi munkar, cinta tanah air, dan toleransi. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengajian, dakwah, dan pembinaan
- Menjadi Suara Kritis: IMM harus berani menjadi suara kritis terhadap berbagai fenomena sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan advokasi, aksi demonstrasi, dan penulisan opini di media
- Menjadi Agen Perubahan: IMM harus menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
- Menjaga Moral Bangsa: IMM harus menjadi penjaga moral bangsa di tengah era yang penuh dengan degradasi moral. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dan menegakkan nilai-nilai moral di lingkungan
Tantangan IMM sebagai Moral Force:
- Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi yang pesat dapat membawa dampak negatif bagi moralitas IMM harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan menangkal pengaruh negatifnya.
- Pluralisme: Masyarakat Indonesia yang plural dengan berbagai agama dan budaya dapat menjadi tantangan bagi IMM dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. IMM harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai kelompok masyarakat dan menjaga toleransi.
- Materialisme: Budaya materialisme yang berkembang di masyarakat dapat menggeser nilai-nilai IMM harus mampu menjadi contoh dan mengajak masyarakat untuk hidup sederhana dan tidak mendewakan materi.
Strategi IMM sebagai Moral Force:
- Penguatan Kader: IMM harus memperkuat kadernya dengan pendidikan dan pelatihan yang Hal ini agar kader IMM memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.
- Pendekatan Kreatif: IMM harus menggunakan pendekatan yang kreatif dan inovatif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Hal ini agar dapat menarik minat generasi muda dan lebih efektif dalam mencapai target.
- Kerjasama dengan Berbagai Pihak: IMM harus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan. Hal ini agar IMM dapat memperluas jangkauannya dan meningkatkan pengaruhnya di
Kesimpulan:
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peran penting sebagai moral force di era kini. Dengan berbagai tantangan dan strategi yang tepat, IMM dapat menjadi agen perubahan dan penjaga moral di tengah masyarakat.***
Sumber:
Fatoni, Farid. 1990. Kelahiran yang dipersoalkan. Surabaya: Bina Ilmu.
Marzuki. 2015. Pendidikan karakter islam. Jakarta: AMZAH.
Nata, Abudin. 2017. Akhlak Tasawuf dan Akhlak Mulia (Cet XII). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sani,
M. Abdul Halim. 2011. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik. Yogyakarta.
https://www.muhammadiyah.or.id/