Bekasi, 11 Januari 2025 – Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi, Syauqy dan Sulthon, mengungkapkan komitmennya untuk memerangi kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Dalam deklarasi program kerja yang mereka sampaikan, kedua calon ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan seksual.
“Masalah kekerasan seksual di kampus bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Kami, sebagai calon pemimpin BEM, berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam mengedukasi, mencegah, dan menangani kasus-kasus kekerasan seksual dengan tegas dan adil,” ujar Syauqy dalam debat kandidat yang digelar di kampus IBM Bekasi.
Sulthon, yang mendampingi Syauqy sebagai Cawapres, menambahkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak kampus, pihak keamanan, dan organisasi kemahasiswaan untuk membangun sistem pelaporan yang aman dan mudah diakses oleh semua mahasiswa. Mereka juga berencana untuk membentuk satgas serta mengadakan pelatihan dan seminar mengenai pencegahan kekerasan seksual juga cara-cara menghadapinya jika terjadi di lingkungan kampus.
“Pendidikan mengenai kesadaran seksual dan hak-hak individu sangat penting. Kami akan mendesak kampus untuk menyediakan fasilitas konseling yang ramah dan mendukung korban kekerasan seksual, serta memastikan bahwa setiap laporan akan ditangani dengan serius dan tanpa diskriminasi,” tegas Sulthon.
Inisiatif ini harapannya disambut baik oleh berbagai pihak di kampus IBM Bekasi, termasuk dosen dan mahasiswa. Banyak pihak yang berharap, jika Syauqy dan Sulthon terpilih, kampus ini akan menjadi tempat yang lebih aman dan ramah bagi seluruh mahasiswa, terutama perempuan, yang sering kali menjadi korban dalam kasus-kasus kekerasan seksual.
Sebagai informasi, kekerasan seksual di lingkungan kampus memang menjadi isu yang tengah mendapat perhatian serius di berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan, namun upaya preventif dan pemulihan korban masih menjadi tantangan besar. Syauqy dan Sulthon bertekad untuk menghadirkan perubahan nyata melalui kepemimpinan mereka di BEM IBM Bekasi tahun 2024-2025.***